Penjelasan Bedawang Nala


Apa itu Bedawang Nala ?


Bedawang Nala adalah sebuah konsep mitologis yang sangat penting dalam kepercayaan Hindu Bali. Berikut adalah penjelasan yang jelas dan lengkap tentang Bedawang Nala dan sejarahnya:

Asal-Usul Bedawang Nala:
Menurut mitologi Hindu Bali, Bedawang Nala adalah kura-kura raksasa yang merupakan perubahan dari Antaboga. Ia menyangga alam semesta di punggungnya. Dua naga, Naga Basuki dan Naga Anantabhoga, membelit erat Bedawang Nala untuk mencegahnya bergerak, karena pergerakannya dipercaya dapat menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Makna Filosofis:
Bedawang Nala memiliki makna filosofis yang mendalam. Ia melambangkan stabilitas dan dukungan yang fundamental bagi keberadaan dunia. Dalam mitologi rakyat Bali, digambarkan bahwa Pulau Bali disangga oleh Bedawang Nala, dan apabila ia bergerak, maka akan terjadi gempa bumi di pulau tersebut. Makhluk ini juga sering dijadikan ornamen pada bangunan-bangunan khas Bali, seperti meru (bangunan suci berbentuk pagoda) dan padmasana (bangunan suci Hindu berwujud singgasana).

Sejarah dan Legenda:
Bedawang Nala muncul dalam beberapa legenda Hindu, termasuk kisah pengadukan Samudra susu atau ksirarnawa untuk mendapatkan tirta amerta. Dalam cerita ini, Dewa Wisnu berubah menjadi Kurmaraja yang menopang puncak Gunung Mandara saat para Dewa dan raksasa mengaduk Ksirarnawa Segara, sebuah lautan kosmis maha luas, demi mencari tirtha amerta. Bedawang Nala juga muncul dalam cerita Gugurnya Prabu Watugunung, di mana Dewa Wisnu menjelma sebagai Bedawang Nala untuk mengalahkan Prabu Watugunung.

Ornamen Bedawang Nala juga kerap dijumpai pada dasar palinggih Padmasana, tempat persembahyangan umat Hindu di Bali, yang merupakan stana Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa. Menurut beberapa sumber, Bedawang Nala adalah awatara kedua dari Dewa Wisnu, namun menurut Yayurweda dan beberapa masyarakat Bali, Bedawang Nala adalah simbol gerak dinamis kehidupan di bumi.

Kaitan dengan Kerajaan Kuno:
Nama Kerajaan Bedahulu, kerajaan kuno di Pulau Bali, berasal dari kata "Bedawang Nala". Menurut legenda, kura-kura raksasa ini menopang Pulau Bali di atas punggungnya. Kerajaan Bedahulu didirikan oleh Raja Sri Aji Kresna Kepakisan pada abad ke-10 M dan merupakan pusat kekuasaan di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

Demikianlah penjelasan tentang Bedawang Nala dan sejarahnya. Mitologi ini tidak hanya menarik dari segi cerita tetapi juga kaya akan simbolisme dan makna filosofis yang mendalam.


0 Komentar

Anubhavam Ananta

Pameran ini mengeksplorasi konsep Hindu "Anubhavam Ananta," yang mengacu pada keberagaman pengalaman dan ekspresi di dunia ini. Melalui seni visual, instalasi interaktif, pertunjukan seni, dan diskusi, pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungkan tentang keragaman budaya, agama, dan kepercayaan, serta untuk memahami bagaimana pengalaman-pengalaman ini membentuk identitas individu dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk merayakan keanekaragaman manusia dan mempromosikan inklusi, pengertian, dan penghormatan terhadap perbedaan.

Contact